KEGIATAN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DI PUSKESMAS, KESEHATAN GIGI DAN ISU PEMBANGUNAN KESEHATAN, ARTIKEL PEMINATAN

PROFIL PUSKESMAS



1.      Puskesmas Karanganyar

Puskesmas Karanganyar terletak di bagian barat Kota Semarang. Luas wilayah kerja Puskesmas kurang lebih 19,04 km2 , yang terdiri dari 4 kelurahan binaan, yaitu Kelurahan Randugarut, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Tugurejo, dan Kelurahan Jerakah. Pusat kesehatan masyarakat ini beralamat di Jalan Tirto No. 29E, Kelurahan Karanganyar, Kecamatan Tugu, Kota Semarang

2.      Visi Puskesmas Karanganyar

Mendukung Visi Walikota dan Wakil Walikota Semarang yaitu Terwujudnya Kota Semarang yang Semakin Hebat berlandaskan Pancasila dalam bingkai NKRI yang berBhinneka Tunggal Ika

3.      Misi Puskesmas Karanganyar

Mendukung misi pertama wali kota dan wakil wali kota Semarang, yaitu: meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia yang unggul dan produktif untuk mencapai kesejahteraan dan keadilan sosial

4.      Moto Puskesmas Karanganyar

Moto Puskesmas Karanganyar “MELATI (Melayani Sepenuh Hati)”

5.      Tata nilai Puskesmas Karanganyar

JOSS (kerja sama, orientasi pelayanan, disiplin dan inisiatif)

6.      Ketenagaan

Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan. Tenaga kesehatan merupakan setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau keterampilan melalui Pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Tenaga non kesehatan harus dapat mendukung kegiatan ketatausahaan, administrasi keuangan, sistem informasi, dan kegiatan operasional lain di Puskesmas. Jumlah sumber daya manusia dipuskesmas karanganyar :

No

Jenis Tenaga

Jumlah Tenaga

Kebutuhan

Kekurangan

Tenaga Kesehatan

PNS

NON PNS

 

1

Dokter

3

-

3

-

2

Dokter gigi

2

-

2

-

3

Perawat

9

-

9

-

4

Perawat gigi

2

-

2

-

5

Apoteker

2

-

2

-

6

Asisten apoteker

2

-

2

-

7

Bidan

5

1

6

-

8

Analis kesehatan/laboratorium

2

1

3

-

9

Epidemiologi kesehatan

1

-

1

-

10

Perekam medis & informasi kesehatan

2

-

2

-

11

Nutrisionis

2

-

2

-

12

Promosi kesehatan

1

-

1

-

13

Sanitasi dan lingkungan

1

-

1

-

14

Pengelola program kesehatan lainnya

1

-

1

-

TENAGA NON KESEHATAN

15

Pelaksana TU

1

-

1

-

16

Keuangan/akuntan

-

1

1

-

17

Administrasi umum

2

2

4

-

18

Juru mudi

-

1

1

-

19

Keamanan

-

1

1

-

20

kebersihan

-

1

1

-

total

38

8

46

0

 

1.      Sarana dan prasarana Puskesmas Karanganyar

Dalam pelaksanaan kegiatan operasional pelayanan kesehatan, UPTD Puskesmas Karanganyar telah dilengkapi dengan fasilitas pelayanan dalam Gedung seperti pada tabel berikut

NO

NAMA RUANG

KETERSEDIAAN

1

Ruang Pendaftaran Dan Rekam Medik

Ada

2

Ruang Pemeriksaan Umum/BP Umum

Ada

3

Ruang Tunggu

Ada

4

Ruang Gudang Umum

Ada

5

KM/WC Pasien (Pria & Wanita Terpisah)

Ada

6

Ruang Kesehatan Ibu & KB

Ada

7

Ruang Kesehatan Anak Dan Imunisasi

Ada

8

Ruang Kesehatan Gigi Dan Mulut

Ada

9

Ruang Farmasi Atau Ruang Obat

Ada

10

Gudang Obat

Ada

11

Tempat/Area Penyimpanan Vaksin

Ada

12

Laboratorium

Ada

13

Ruang KIE/ Promosi Kesehatan

Ada

14

Ruang Pemeriksaan Khusus/TB/HIV

Ada

15

Ruang Sanitasi

Ada

16

Ruang Sterilisasi

Ada

17

KM/WC Pegawai

Ada

18

Ruang KIA,KB, Dan Imunisasi

Ada

19

Ruang Tindakan Dan Gawat Darurat

Ada

20

Ruang Asi/Laktasi

Ada

21

Ruang Kepala Puskesmas

Ada

22

Ruang Rapat Atau Diskusi

Ada

23

Ruang Administrasi

Ada

24

Mushola

Ada

25

Dapur

Ada

 

2.      Inovasi Puskesmas Karanganyar

a.    Inovasi GINGSUL RUNCING (Gerakan Cinta Gigi Sulung Turunkan dan Cegah Stunting)

b.    Inovasi GEPUK PEPES (Gerakan Peduli Kesehatan Pekerja Perempuan Sehat) UKM GP2SP Puskesmas Karanganyar

1)    SADANIS: untuk mendeteksi kanker payudara sedini mungkin

2)    Pengecekan pangan dan air aman, lingkungan industri bersih, Puskesmas bina laik sehat

3)    Kelas ibu hamil dan ANC terpadu: kelas ibu hamil di perusahaan dan pemeriksaan ANC terpadu (pemeriksaan kehamilan terintegrasi)

4)    Posbindu: pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular

5)    VCT Mobile: kegiatan pencarian atau penemuan penderita HIV/AIDS secara mobile/keliling yang menyasar ke sasaran kelompok berisiko

6)    IVA: skrining pap smear untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin.

c.     Inovasi LUMPIA SEMARANG (Layanan Laboratorium Tanpa Antrian Puskesmas Karanganyar)

d.    Inovasi IWAK MANUK (Informasi Warga Tentang Kesehatan, Masukan dan Harapan Kebutuhan Masyarakat di Wilayah Kerja Puskesmas Karanganyar)

e.    Inovasi JABAT TANGAN (Jaring Obat TBC Bersama Puskesmas Karanganyar)

f.      Inovasi PENYET KERANG (Penyuluhan Tuberkulosis Puskesmas Karanganyar)

g.    Inovasi INDAH SEKALI (Informasi Darah Tinggi Selama Lima Menit)

h.    Inovasi PENDEKAR (Penyuluhan Diabetes Bersama Puskesmas Karanganyar)

3.      Data umum

A)   Geografis

Puskesmas Karanganyar merupakan salah satu pusat kesehatan masyarakat di Kecamatan Tugu dan beralamat di Jalan Tirto No. 29E, Kelurahan Karanganyar. Kelurahan ini memiliki luas wilayah ± 426,56 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut.

·         Sebelah barat : Kelurahan Randugarut

·         Sebelah utara : Laut Jawa

·         Sebelah timur : Kelurahan Tugurejo

·         Sebelah selatan : Kelurahan Tambakaji dan Kelurahan Wonosari


B)   Pembagian wilayah administratif

Puskesmas memiliki tanggung jawab atas setiap permasalahan kesehatan yang ada di wilayah kerjanya, sekalipun jauh dari Puskesmas, prinsip ini mengharuskan Puskesmas lebih mengutamakan kegiatan yang berkaitan dengan pencegahan penyakit, tidak hanya pengobatan penyakit. Pencegahan penyakit dapat terlaksana dengan adanya peran aktif dari Puskesmas untuk terjun langsung ke masyarakat di wilayah kerjanya. Wilayah kerja Puskesmas ditentukan berdasarkan faktor lokasi wilayah, kepadatan penduduk, luas wilayah, kondisi geografis dan kondisi infrastruktur lainnya. Wilayah kerja Puskesmas Karanganyar terdiri dari 4 kelurahan binaan, yaitu Kelurahan Randugarut, Kelurahan Karanganyar, Kelurahan Tugurejo, dan Kelurahan Jerakah

C)   Data penduduk tahun 2022

Berdasarkan data monografi kecamatan Karanganyar tahun 2022 jumlah penduduk dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Karanganyar yaitu sebanyak 17.233 jiwa sebagaimana tersaji pada tabel berikut


4.      Unit Pelayanan

Puskesmas menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perseorangan tingkat pertama dilakukan secara terintegrasi dan berkesinambungan. UKM tingkat pertama dan UKP tingkat pertama harus diselenggarakan untuk pencapaian standar pelayanan minimal kabupaten/kota bidang kesehatan, Program Indonesia Sehat dan kinerja Puskesmas dalam penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Nasional. UKM tingkat pertama meliputi UKM esensial dan UKM pengembangan


ISU KESEHATAN GIGI DAN MULUT

HUBUNGAN KESEHATAN GIGI DAN GUSI DENGAN KESEHATAN JANTUNG




Jangan remehkan kesehatan gigi. Merawat gigi dan gusi dapat membawa manfaat tidak hanya bagi kesehatan mulut, tapi juga bagi kesehatan jantung dan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Para ahli medis telah lama meneliti hubungan antara kesehatan gigi dan kesehatan organ tubuh lain. Gangguan yang terjadi pada gigi dan gusi diketahui dapat menyebabkan berbagai penyakit lain yang lebih serius, seperti sakit jantung, diabetes, demensiagangguan kehamilan, dan stroke.

Beberapa penelitian terkait hubungan penyakit gusi dengan kesehatan jantung mengungkapkan bahwa:

  • Penyakit gusi adalah faktor risiko penyakit jantung koroner.
  • Orang yang jumlah giginya lebih sedikit dan mengalami lebih banyak sakit gusi, berisiko lebih tinggi mengalami stroke.
  • Ada hubungan antara penyumbatan arteri pada kaki dengan penyakit gusi.

Meski demikian, berbagai penelitian lainnya menemukan hal yang sebaliknya, sehingga masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan hubungan ini.

Bagaimanakah Gangguan pada Gusi Membahayakan Jantung?

Walau para ahli belum menemukan hubungan langsung antara sakit gigi dan gusi dengan kesehatan jantung, ada beberapa hal yang menjadi alasan mengapa kemungkinan kedua hal tersebut terkait. Salah satu alasannya adalah peradangan, yang ditemukan pada gingivitis (tahap awal penyakit gusi) dan juga pada ateroskelosis (proses penyempitan pembuluh arteri). Proses peradangan yang terjadi pada penyakit gusi ini kemudian akan turut memicu terjadinya sumbatan pembuluh darah yang dapat memengaruhi kinerja jantung.

Sakit gusi terutama disebabkan oleh bakteri, akibat penumpukan plak yang awalnya terlihat tidak berbahaya. Namun pada beberapa orang yang lebih rentan, tubuh dapat bereaksi berlebihan pada bakteri dan menyebabkan peradangan yang tidak sepenuhnya reda. Proses peradangan secara perlahan dan dalam jangka panjang inilah yang diduga menyebabkan gangguan pada pembuluh darah jantung dan otak.

Alasan kedua yang mendasari kemungkinan adanya keterkaitan antara sakit gigi dan gusi dengan kesehatan jantung adalah kemiripan jenis bakteri. Bakteri yang ditemukan pada penyakit gusi juga ditemukan pada pembuluh darah yang mengalami aterosklerosis.

Ada dua jenis utama gangguan gusi:

  • Gingivitis: Peradangan pada gusi, di mana gusi nyeri, bengkak, dan memerah.
  • Periodintitis: Terbentuknya kantung yang berisi nanah di dekat akar gigi, akibat infeksi bakteri. Jenis inilah yang dikhawatirkan berisiko menyebabkan gangguan jantung karena bakteri dan racun dapat menyebar ke anggota tubuh lain. Ini bisa terjadi karena gusi mengandung banyak pembuluh darah yang dapat mengalirkan bakteri ke anggota tubuh lain.

Banyak penderita gangguan periodontal juga menderita diabetes dan menjalani gaya hidup tidak sehat, yang merupakan faktor risiko penyakit jantung. Oleh karenanya, pasien yang mengalami sakit gusi dalam taraf sedang hingga parah, perokok, dan menderita tekanan darah tinggi, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan jantung.

Walau begitu, bukan berarti bahwa orang yang kesehatan gigi dan gusinya buruk serta merta lebih berisiko mengalami serangan jantung, atau sebaliknya, orang dengan kesehatan gigi dan gusi yang baik sudah pasti memiliki jantung yang sehat. Selain kesehatan mulut, masih ada banyak faktor lain yang bisa menyebabkan penyakit jantung.

Meskipun kesehatan gigi dan gusi bukanlah syarat utama bagi kesehatan jantung, tapi tidak ada salahnya merawat kesehatan gigi dan gusi, antara lain dengan menggosok gigi setidaknya dua kali sehari, memeriksakan gigi dan gusi ke dokter gigi secara teratur (6 bulan sekali), mengganti sikat gigi setidaknya tiga bulan sekali, serta segera periksa ke dokter gigi jika mengalami gangguan gigi dan gusi. Berhenti merokok dan menjaga berat badan tetap ideal juga perlu Anda lakukan, untuk mengurangi risiko penyakit jantung.


ARTIKEL PEMINATAN




Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya. Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor determinan kesehatan yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah.

Salah satu fokus pemerintah saat ini adalah pencegahan stunting. Upaya ini bertujuan agar anak-anak Indonesia dapat tumbuh dan berkembang secara optimal dan maksimal, dengan disertai kemampuan emosional, sosial, dan fisik yang siap untuk belajar, serta mampu berinovasi dan berkompetisi di tingkat global.

“Terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan terhadap pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih”, tutur Menteri Kesehatan RI, Nila Farid Moeloek, di Jakarta (7/4).

Diterangkan Menkes Nila Moeloek, kesehatan berada di hilir. Seringkali masalah-masalah non kesehatan menjadi akar dari masalah stunting, baik itu masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, kemiskinan, kurangnya pemberdayaan perempuan, serta masalah degradasi lingkungan. Karena itu, ditegaskan oleh Menkes, kesehatan membutuhkan peran semua sektor dan tatanan masyarakat.

1) Pola Makan

Masalah stunting dipengaruhi oleh rendahnya akses terhadap makanan dari segi jumlah dan kualitas gizi, serta seringkali tidak beragam.

Istilah “Isi Piringku” dengan gizi seimbang perlu diperkenalkan dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi anak-anak dalam masa pertumbuhan, memperbanyak sumber protein sangat dianjurkan, di samping tetap membiasakan mengonsumsi buah dan sayur.

Dalam satu porsi makan, setengah piring diisi oleh sayur dan buah, setengahnya lagi diisi dengan sumber protein (baik nabati maupun hewani) dengan proporsi lebih banyak daripada karbohidrat.

2) Pola Asuh

Stunting juga dipengaruhi aspek perilaku, terutama pada pola asuh yang kurang baik dalam praktek pemberian makan bagi bayi dan Balita.

Dimulai dari edukasi tentang kesehatab reproduksi dan gizi bagi remaja sebagai cikal bakal keluarga, hingga para calon ibu memahami pentingnya memenuhi kebutuhan gizi saat hamil dan stimulasi bagi janin, serta memeriksakan kandungan empat kali selama kehamilan.

Bersalin di fasilitas kesehatan, lakukan inisiasi menyusu dini (IMD) dan berupayalah agar bayi mendapat colostrum air susu ibu (ASI). Berikan hanya ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan.

Setelah itu, ASI boleh dilanjutkan sampai usia 2 tahun, namun berikan juga makanan pendamping ASI. Jangan lupa pantau tumbuh kembangnya dengan membawa buah hati ke Posyandu setiap bulan.

Hal lain yang juga perlu diperhatikan adalah berikanlah hak anak mendapatkan kekebalan dari penyakit berbahaya melalui imunisasi yang telah dijamin ketersediaan dan keamanannya oleh pemerintah. Masyarakat bisa memanfaatkannya dengan tanpa biaya di Posyandu atau Puskesmas.

3) Sanitasi dan Akses Air Bersih Rendahnya akses terhadap pelayanan kesehatan, termasuk di dalamnya adalah akses sanitasi dan air bersih, mendekatkan anak pada risiko ancaman penyakit infeksi. Untuk itu, perlu membiasakan cuci tangan pakai sabun dan air mengalir, serta tidak buang air besar sembarangan.

“Pola asuh dan status gizi sangat dipengaruhi oleh pemahaman orang tua (seorang ibu) maka, dalam mengatur kesehatan dan gizi di keluarganya. Karena itu, edukasi diperlukan agar dapat mengubah perilaku yang bisa mengarahkan pada peningkatan kesehatan gizi atau ibu dan anaknya”, tutupnya.

*Sekilas Mengenai Stunting*

Stunting merupakan ancaman utama terhadap kualitas manusia Indonesia,
juga ancaman terhadap kemampuan daya saing bangsa. Hal ini dikarenakan anak
stunted, bukan hanya terganggu pertumbuhan fisiknya (bertubuh
pendek/kerdil) saja, melainkan juga terganggu perkembangan otaknya, yang mana tentu akan sangat mempengaruhi kemampuan dan prestasi di sekolah,
produktivitas dan kreativitas di usia-usia produktif.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KESEHATAN GIGI MULUT ANAK

masakini

menjadi selebgram